SATELIT MEMBUKTIKAN BUMI BEROTASI

Sejarah baru dalam bidang telekomunikasi bangsa Indonesia dimulai sejak peluncuran satelit Palapa A1 tanggal 8 Juli 1976.  Sejak saat itu sistem komunikasi Indonesia menganut SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) atau sistem komunikasi berbasis satelit.  
Dengan adanya SKSD ini komunikasi seperti STO, SLJJ dan SLI dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih cepat dan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan.  Bahkan jangkauan satelit Palapa ini juga bisa dinikmati negara tetangga seperti Malaysia dan Philipina.  Di samping digunakan sebagai jaringan telepon, satelit Palapa A1 juga digunakan oleh stasiun televisi nasional saat itu yaitu TVRI.
 
Satelit Palapa A1 dioperasikan oleh PERUMTEL perusahaan milik pemerintah yang saat ini menjadi PT Telkom.  Satelit ini menempati posisi Lintang 0, 83 Bujur Timur dengan ketinggian sekitar 35.786 km di atas permukaan laut.  Berdasarkan ketinggiannya, satelit ini termasuk satelit GEOstationary, artinya satelit terkunci pada posisinya terhadap Bumi. 
Jadi selama 7 tahun masa beroperasinya, satelit ini selalu menempati posisi Lintang 0, 83 Bujur Timur.  GEOstationary memiliki keuntungan yaitu lebih memudahkan dalam pengoperasian jaringan komunikasi karena arah antena di stasiun bumi dan perangkat penerima  lainnya selalu tetap. 
Syarat GEOstationary adalah harus diletakkan di Lintang 0 (di atas garis katulistiwa) dengan ketinggian sekitar 35.786 km.  Indonesia beruntung karena dilewati garis katulistiwa sehingga memungkinkan dimilikinya satelit GEOstationary.


Gambar Satelit PALAPA A1
Berikut ini daftar satelit yang dimiliki bangsa Indonesia atau perusahaan yang berada di Indonesia berturut-turut nama satelit, Badan atau perusaan Pemilik, dan tanggal peluncuran.
Komunikasi
Palapa A1, PERUMTEL, 08-07-1976 
Palapa A2, PERUMTEL, 08-07-1977 
Palapa B1, Telkom, 18-06-1983         
Palapa B2, Telkom, 03-02-1984
Palapa B2P, Telkom, 20-03-1987
Palapa B2R, Telkom, 13-04-1990
Palapa B4, Telkom, 14-05-1992
Palapa C1, PT Satelit Palapa Indonesia, 01-02-1996
Palapa C2, PT Satelit Palapa Indonesia,           16-05-1996
Indostar 1, Media Citra Indovision (MCI),12-11-1997
PSN 5, PT Pasifik Satelit Nusantara, 18-07-1998
Telkom 1, PT Telkom, 12-08-1999
Garuda 1 Dan 2, Asia Cellular Satellite (ACeS), 12-02-2000
Telkom 2, PT Telkom, 16-11-2005
Indostar 2, ProtoStar, 16-05-2009
Palapa D, PT Indosat Tbk, 31-08-2009
BRIsat, Bank Rakyat Indonesia (BRI),  19-06-2016
Telkom 3S, PT Telkom,  rencana akhir 2016   (pengganti Telkom 3 yang gagal mengorbit)
Observasi Bumi
LAPAN A2, LAPAN, 28-09-2015      
LAPAN A3, LAPAN, 22-06-2016   
   
IPTEK
LAPAN A1, LAPAN, 10-01-2007      
Berdasarkan fungsinya, satelit memiliki fungsi sebagai berikut,
  • Satelit navigasi, berfungsi untuk penerbangan, pelayaran dan perjalanan darat. Satelit ini akan memberikan informasi posisi pesawat terbang, kapal dan kendaraan yang sedang dalam perjalanan.
  • Satelit geodesi, berfungsi untuk melakukan pemetaan bumi dan mendapatkan informasi tentang gravitasi.
  • Satelit komunikasi berfungsi untuk komunikasi seperti radio, televisi, telepon dan internet.
  • Satelit meteorologi, berfungsi untuk menyelidiki atmosfer bumi guna melakukan prakiraan cuaca.
  • Satelit penelitian, berfungsi untuk menyelidiki tata surya dan alam semesta secara lebih bebas tanpa dipengaruhi oleh atmosfer. Satelit ini berusaha mendapatkan data-data tentang matahari dan bintang-bintang lain untuk mengungkap rahasia alam semesta.
  • Satelit militer, berfungsi untuk kepentingan militer suatu negara, misalnya mengintai kekuatan senjata lawan.
  • Satelit survei sumber daya alam, berfungsi untuk memetakan dan menyelidiki sumber-sumber alam dibumi bagi kepentingan pertambangan, pertanian, perikanan dan lain-lain
Berdasarkan ketinggian garis edarnya, satelit dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
  • Satelit LEO (Low Earth Orbit) yaitu satelit yang bergaris edar rendah yaitu diantara 500 km sampai 10.000 km dari permukaan bumi. Waktu revolusi satelit ini adalah 2 sampai 6 jam. Contoh satelit ini adalah Iridium, Global Star, Elipsat, Odessey, dan Constellation
  • Satelit MEO (Medium Earth Orbit) yaitu satelit yang bergaris edar menengah yaitu diantaranya 10.000 km sampai 20.000 km. Waktu revolusi satelit ini antara 6 sampai 12 jam.
  • Satelit GEO (Geostatinonary Earth Global) yaitu satelit yang berada pada orbit geostasioner yaitu 35.786 km dari permukaan bumi. Orbit stasioner adalah orbit yang menyebabkan waktu reovolusi satelit sama dengan rotasi bumi, yaitu satu hari.  Contoh satelit ini adalah satelit palapa dan intelsat.
Pembuktian bumi berotasi dengan periode 1 hari sidereal
Satelit GEOstationary dengan ketinggian 35.786 km (7 kali lebih tinggi dari pada matahari versi bumi datar yang hanya 5.000 km) di atas permukaan bumi dapat membuktikan bahwa bumi yang kita tempati ini berputar pada porosnya atau berotasi. Mari kita buktikan.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, gaya tarik menarik bumi dengan satelit adalah
Fg  = G Mm/R2
Fg = Gaya tarik menarik bumi dan satelit (gaya gravitasi)
M = massa bumi
m = massa satelit
R = Jarak bumi satelit (jari-jari bumi + tinggi satelit)
Untuk mengimbangi gaya tarik ini, satelit harus mengorbit bumi agar menghasilkan gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya tarik bumi.
Fs = (m V2)/R
F= gaya sentripetal
m = massa satelit
V = kelajuan satelit
R = Jarak bumi satelit (jari-jari bumi + tinggi satelit)
Gaya gravitasi sama dengan gaya sentripetal    Fs = Fg
(m V2)/R = GMm/R2
V = √(GM/R)
M = massa bumi = 5,98E+24  kg
G = Konstanta gravitasi = 6,67E-11 Nm2 /kg2
R = 6.380.000 + 35.786.000 = 42.166.000 m
Dengan memasukan nilai M, G dan R di dapatkan kelajuan satelit V = 3.075,6173 m/detik
Berapakah waktu yang ditempuh satelit untuk mengelilingi bumi dalam satu kali  putaran?
Mari kita hitung…..
Panjang lintasan satelit dalam satu putaran adalah sama dengan keliling lingkaran 
K = 2 phi R
K = keliling atau panjang lintasan satelit
Phi = 3,14
R = jarak bumi satelit (jari-jari bumi + tinggi satelit) =  42.166.000 m
Didapat  K = 264.802.480 m
Waktu tempuh sepanjang lintasan adalah 
T =  K / V
T = Waktu tempuh satu kali putaran
K = Panjang lintasan = 264.802.480 m
V = kelajuan satelit = 3.075,6173 m/detik
Di dapat   T = 86.097,34147 Detik
Jadi satelit membutuhkan waktu = 86.097,34147 detik untuk mengelilingi bumi dalam satu kali putaran.  Jika kita konversi ke dalam jam menjadi  23,934461223 jam. Setara dengan satu hari sidereal. 
Satelit GEOstationary adalah satelit yang seolah-olah diam (terkunci) di atas garis katulistiwa (Lintang 0) pada Bujur tertentu.  Karena  satelit mengelilingi bumi dengan periode  86.097,34147 detik atau satu hari sidereal  maka bumi pun harus berputar pada porosnya dengan periode yang sama agar posisi satelit tetap terkunci.  Ini membuktikan bahwa bumi berotasi pada porosnya dengan periode 23,934461223 jam atau satu hari sidereal.
Gambar Orbit Stationery
*Catatan tentang 1 hari sidereal.
Satu hari sidereal adalah waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar 360 derajat, yaitu 23,934461223 jam. Sementara satu hari bagi manusia adalah 24 jam, dihitung saat suatu lokasi kembali ke posisi semula terhadap matahari. Perbedaan ini terjadi karena bumi berputar mengelilingi matahari. 
perhatikan gambar.

Dari A ke A’ disebut dengan 1 hari sidereal, sedangkan dari A ke A’’ adalah satu hari bagi manusia di bumi.
Ada penjelasan yang lebih sederhana (tanpa hitung-hitungan matematika) untuk membuktikan bahwa bumi berotasi.  Seperti ini penjelasannya, satelit harus berputar mengelilingi bumi untuk mengimbangi gaya tarik bumi, padahal posisi satelit tidak berubah terhadap suatu lokasi di bumi, ini berarti bumi juga berotasi dengan periode yang sama dengan periode satelit mengelilingi bumi. Mudah dipahami bukan?
            Ukuran Satelit sebenarnya  tidaklah begitu besar, namun efeknya sangat besar bagi penganut faham bumi datar.  Mereka yang masih bersikeras bahwa bumi berbentuk datar pasti akan menolak keberadaan satelit, sebab di samping membuktikan adanya gaya gravitasi yang berarti juga membuktikan bumi bulat, satelit juga membuktikan bumi berotasi.  Bagi anda yang masih mengikuti faham mereka,  mau tidak mau andapun harus menolak keberadaan satelit.  Dan ketika anda tidak mempercayai keberadaan satelit, mestinya kecerdasan anda akan menuntun anda untuk bertanya,
1.   Apakah pemerintah Indonesia  telah membohongi rakyatnya sejak tahun 1976, karena mengaku memiliki satelit padahal tidak ?
2. Apakah pemerintah Indonesia melalui PERUMTEL telah menipu negara tetangga ketika menjual jasa atau layanan satelit PALAPA nya?
3. Apakah perusahaan pemilik satelit telah membohongi para pemegang saham dan pelanggannya dengan mengaku telah meluncurkan satelit padahal tidak?
4.   Apakah para auditor perusahaan tersebut berbuat salah karena mengclearkan biaya untuk pembuatan satelit dan operasionalnya?
5.  Apakah kegiatan untuk memonitor dan mengontrol satelit dari stasiun bumi dengan puluhan hingga ratusan karyawan hanyalah sandiwara. Apakah mereka dibayar hanya untuk bersandiwara saja?

6.  Apakah  perusahaan roket untuk meluncurkan satelit telah menipu pemilik satelit karena sebenarnya satelit tidak diorbitkan tapi dibuang ke laut atau disembunyikan di mana?

7.   Apakah perusahaan pembuat antena parabola dan dekodernya telah menipu pelanggannya bahwa siaran yang diterima berasal dari satelit, padahal hanya dari stasiun pemancar TV di kota?     

8.      Apakah perusahaan pembuat perangkat GPS navigasi, GPS tracker  dan perangkat lain yang memiliki fungsi GPS telah menipu pelanggannya karena sinyal GPS bukan dari satelit tapi entah dari mana, apakah dari BTS?

9.  Apakah perusahaan yang melayani internet  satelit (VSAT)  misalnya ManggoSTAR dari Metrasat  (anak perusahaan PT Telkom), M2 dari Indosat dan Fisrt Net dari group Lippo  telah menipu pelanggannya, karena sambungan internetnya bukan dari satelit tetapi dari BTS?


10.Apakah perusahaan operator dan pembuat telepon satelit seperti INMARSAT, IRIDIUM, GLOBAL STAR, THURAYA dsb, telah menipu pelanggannya dengan mengatakan bahwa koneksi teleponnya langsung  melalui satelit padahal hanya melalui BTS?

11.  Apakah  ribuan berita tentang satelit dari berbagai media adalah hoax belaka, contohnya ketika ada kebakaran hutan, ada teks berjalan di TV  “satelit TERRA mendeteksi puluhan titik kebakaran hutan di Kalimantan”?
12. Dan terakhir apakah segala sesuatu yang berhubungan dengan satelit semuanya adalah sandiwara,  apakah masuk akal ini merupakan bagian dari konspirasi global yang melibatkan hampir seluruh pemerintahan di dunia dan perusahaan-perusahaan swasta ataupun milik pemerintah di berbagai belahan dunia?
Ketika kecerdasan anda sudah menanyakan itu semua, apakah anda  masih yakin bahwa satelit itu  hanyalah sebuah sandiwara.? Apakah karena anda takjub dengan kecepatan satelit yang mencapai 28.000 km/jam? Dalam hal apa anda takjub, apakah karena anda bingung bagaimana cara membuat kecepatan sebesar itu? Atau karena anda berpikiran dengan kecepatan sebesar itu mestinya satelit akan rontok?  Ketahuilah untuk membuat kecepatan sebesar itu tidaklah sukar, anda ingat bukan bahwa impuls sama dengan momentum (F.t=M.v), jadi untuk membuat kecepatan sebesar v pada sebuah benda bermassa m harus diberikan gaya sebesar F selama waktu t. 
Dan ketahuilah semakin ke atas kerapatan udara semakin rendah. Anda bisa membuktikan ketika anda berada di dataran tinggi, naik gunung misalnya anda akan mengalami sesuatu pada telinga anda. Itu dikarenakan tekanan udara semakin berkurang yang mengindikasikan kerapatan udara semakin rendah. Dan setelah berada pada ketinggian yang melebihi atmosfer bumi, kerapatan udara menjadi sangat rendah  kira-kira perbandingannya dengan kerapatan udara di permukaan bumi adalah 1 banding 10 pangkat -28.  Jadi gaya gesek satelit ketika bergerak dengan kecepatan sebesar  itu sangatlah kecil.   Tidak ada yang perlu dikhawatirkan atau ketakutan satelit akan rontok ketika satelit bergerak dengan kecepatan tinggi
Atau apakah anda masih ragu karena roket pembawa satelit tidak terbang lurus ke atas tapi melengkung ke samping.  Bukankah anda tahu bahwa pembuat roket yakin dengan bentuk bumi bulat dan berputar, jadi posisi atas bagi bumi bulat adalah seluruh langit, entah mau bergerak lurus vertikal, bergerak ke samping bahkan ke bawah sekalipun (andaikan ada terowongan bumi) pasti akan menuju ke langit juga.  Bumi yang berputar membuat benda apapun di seluruh permukaan bumi memiliki kecepatan awal yang sama dengan rotasi bumi sehingga roket harus berusaha melepaskan diri dari kecepatan awal tersebut. Anda sudah faham dengan hukum Newton pertama bukan?  Dan sebenarnya lintasan roket yang seperti itu adalah sebuah teknik yang diperhitungkan secara teliti untuk mencapai tujuan di mana satelit akan diorbitkan.
Atau apakah anda masih ragu karena tidak ada pengamat teleskop yang mengaku melihat satelit di langit?  Apakah anda berpikir bahwa ketika ada orang yang menemukan satelit dengan teleskop maka dia wajib melaporkan kepada seluruh dunia sehingga anda pun jadi tahu seperti ketika orang sedang melakukan rukyatul hilal melaporkan temuan hilalnya kepada pemerintah? Apakah ketika ada orang menemukan satelit dengan teleskopnya akan menjadi berita yang menggemparkan dunia?  Apakah anda sudah menanyakan satu persatu para pengamat teleskop itu?  Ketahuilah ukuran satelit tidak ada apa-apanya bagi planet maupun bintang, jadi pada ketinggian di atas atmosfir akan sangat sulit menemukan satelit dengan bantuan teleskop. 
Dan ketika ada orang yang berhasil menemukan satelit dengan teleskopnya tentu tidak ada kewajiban untuk melaporkan kepada anda toh!! Ada atau tidak ada pengamat teleskop yang menemukan satelit tidaklah hanya bisa ditentukan dari sekedar pengakuan. Sebab tidak ada kewajiban mereka untuk mengaku dan kepada siapa mereka harus mengaku.  Andaikan ada yang mengakupun belum tentu kita semua tahu toh!!  Jadi jika anda tidak percaya adanya satelit karena kalimat “tidak ada orang yang mengaku melihat satelit dengan teleskop”, berarti kecerdasan anda sedang mengalami ujian yang luar biasa.
Anda harus sadar, untuk mendeteksi keberadaan sebuah benda tidaklah harus secara optikal atau melalui mata dengan bantuan optik.   Pilot pesawat tempur tidak harus melihat lawannya dengan mata langsung atau teropong tapi cukup melihat di layar monitor.  Pemerintah tidak perlu menempatkan jutaan tentara untuk mengawasi wilayah udaranya dengan pandangan mata, tapi cukup dengan radar. 
Dan jika anda masih ragu dengan keberadaan satelit, datanglah ke stasiun bumi pengendali satelit, misalnya Telkom, Indosat, LAPAN, atau BRI. Salah satu pekerjaan di sana adalah memonitor dan mengoreksi posisi satelit, sebab di angkasa sana masih dimungkinkan terjadinya gangguan orbital seperti kombinasi gravitasi bulan dan matahari, penyimpangan bujur akibat asimetri bumi serta tekanan radiasi matahari. Untuk mendeteksi posisi satelit bukan teleskoplah yang digunakan tapi komunikasi lewat sinyal antara satelit dengan stasiun bumi.  Dan anda tidak perlu bertanya kepada pekerja di sana, tapi cukup tanyakan pada diri sendiri “Apakah mereka sedang bersandiwara?”
Apakah anda masih terjebak dalam kebingungan dengan istilah googlemap dan GPS, sehingga anda mengira data lokasi pada googlemap hanya berasal dari BTS?  Anda perlu tahu bahwa sebelum smartphone menggunakan feature GPS, fungsi GPS ini sudah ada di GPS navigasi dan GPS tracker.  GPS navigasi digunakan untuk memandu pencarian lokasi misalnya GPS pada mobil, sedangkan GPS tracker digunakan untuk melacak keberadaan perangkat, biasanya digunakan oleh perusahaan taxi, perusahaan expedisi dan perusahaan rental mobil.  GPS Navigasi dan GPS tracker menggunakan sinyal dari satelit.  Pada GPS navigasi, sensor memberikan data lokasi astronomi (posisi lintang dan bujur) lalu dipetakan pada peta yang sudah tersimpan di dalam memori dan ditampilkan di layar, tidak perlu online dan tidak perlu terhubung dengan operator telepon karena tidak menggunakan SIMCard.  Sedangkan pada smartphone khususnya googlemap, data lokasi bisa berasal dari BTS dan bisa juga dari satelit. Smartphone harus dalam keadaan online karena harus terus  mendownload peta yang tersimpan di server google.  Jadi jika ada pernyataan  “akses myloction tidak menggunakan GPS tapi dari BTS” itu tidaklah salah sebab keduanya adalah pilihan, bisa pilih dari satelit jika fungsi GPSnya diaktifkan atau pilih BTS jika fungsi GPSnya dinonaktifkan.
Apakah anda menjadi ragu akan keberadaan satelit setelah menonton video bumi datar?  Kalau memang demikian semoga tulisan  ini bisa memberikan pencerahan terhadap apa yang anda ragukan. Video itulah yang menjadi penyebab tulisan ini dibuat sebagai jawaban atas pengingkaran terhadap satelit.  Saya sarankan anda untuk lebih banyak mencari informasi.  Ribuan artikel dan berita tentang satelit bertebaran di mana-mana di berbagai media. 
 Anda begitu mudah menolak keberadaan satelit hanya karena menonton video sementara milyaran manusia sudah mengambil manfaat dari keberadaan satelit. Anda begitu mudah percaya dengan teori konspirasi yang kebenarannya sangat abu-abu sementara sederet bukti anda abaikan begitu saja.  Anda masih ingat bukan menjelang “kiamat 2012”, begitu banyak teori konspirasi yang pada akhirnya tidak terbukti sama sekali.  Saat itu anda masih ingat bukan ketika ada teori yang mengatakan bumi akan tertabrak oleh planet X, namun badan antariksa negara adikuasa menutupi nutupinya. Atau ada juga teori yang mengatakan badan antariksa negara adikuasa sedang mempersiapkan datangnya “kiamat 2012”.  
Ketika menshare tulisan sebelumnya saya sempat ditanya oleh seorang teman, “Memang jaman kaya gini masih ada orang yang berpandangan bumi datar?” saya jawab iya masih ada. Juga saya ceritakan apa yang diajukan penganut bumi datar termasuk bahwa mereka tidak mempercayai gravitasi. Saya pikir tidak mempercayai garvitasi masih wajar karena mungkin mereka tidak mengerti ilmu fisika sehingga ketika disodori besi tenggelam dan gabus terapung langsung takjub.  Namun saya ragu untuk menceritakan bahwa mereka pun tidak mempercayai adanya satelit.  Saya takut dan malu dikira saya mengada-ada, masa di jaman teknologi seperti ini masih ada orang yang tidak percaya adanya satelit. Bukankah banyak orang punya HP yang ada fungsi GPSnya, bukankah antena parabola juga banyak ditemukan di rumah-rumah penduduk, bukankah mobil juga kadang ada GPSnya, bukankah televisi sering memberitakan satelit yang mendeteksi kebakaran hutan, bukankah berita-berita tentang satelit juga begitu banyaknya, “orang model apa mereka?” pertanyaan semacam itulah yang saya khawatirkan.

JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?

0 Response to "SATELIT MEMBUKTIKAN BUMI BEROTASI "

Posting Komentar