Bumi itu bulat, tetapi penggemar FE tidak mempercayainya. (Gambar-gambar ilustrasi diambil dari internet)
Oleh : T Djamaluddin [1]
(Profesor Riset Astronomi–Astrofisika, LAPAN)
FB LAPAN menerima banyak pertanyaan dari para penggemar FE (Flat Earth —
bumi datar) dengan pola pertanyaan yang hampir sama.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk menjadi pembenaran bagi
dongeng FE. Tulisan ini dimaksudkan sebagai kompilasi pertanyaan mereka
dan jawaban saya. Tulisan ini serial dan akumulasi dari tanya jawab
berkait dengan dongeng FE. Jawaban saya upayakan sesederhana mungkin
dengan bahasa awam.
Q: Bukankah foto semua planet dan satelit hanya CGI (Computer Generated Imagery – gambar yang dibuat computer)?
A: Teknologi pembuatan CGI baru ada pada dasawarsa belakangan, sedangkan
foto-foto planet sudah diperoleh pada generasi awal penguasaan tentang
teleskop dan fotografi. Satelit sudah dikenal sejak 1957. Foto-foto
jarak dekat planet-planet diperoleh setelah adanya wahana antariksa
antar-planet sekitar tahun 1970-an dan 1980-an. Gambar-gambar simulasi
dengan komputer (CGI) hanya digunakan sebagai bagian edukasi publik agar
lebih mudah difahami awam, tidak sekadar dengan rumus-rumus, grafik,
dan tabel yang hanya difahami para ilmuwan. Sebelum ada CGI, ilmuwan
memanfaatkan lukisan ilustrasi dari seniman agar dapat difahami awam.
Q: Bukankah matahari bisa diambil gambar videonya karena memang matahari sangat dekat?
A: Matahari berjarak 150 juta km dari bumi. Diameternya 1,4 juta km.
Suhu permukaannya 6000 derajat. Jadi tidak mungkin, matahari dianggap
dekat. Foto dan video matahari diperoleh dari teleskop di bumi dan dari
satelit yang ditempatkan di antariksa.
Q: Bukankah batas langit berupa dome (kubah) sehingga pelangi berbentuk kurva dan tidak pernah ada yang dapat menembusnya?
A: Langit adalah ruang terbuka di luar bumi yang tidak ada batasnya.
Kita mengamatinya seperti kubah karena batas pandang mata manusia ke
arah langit, seolah-olah benda-benda langit itu menempel pada bola
langit. Pada penyajian posisi benda langit secara astronomi memang
digunakan alat bantu bola langit, tetapi itu sesungguhnya hanya
penggambaran arah yang dinyatakan dalam derajat, relatif terhadap titik
pengamatan. Langit tidak ada batas jaraknya.
Pelangi yang melengkung bukan karena kubah langit. Pelangi tampak
melengkung setengah lingkaran juga karena batas pandang mata
pengamatnya. Pelangi disebabkan oleh pembiasan dan penguraian warna
cahaya matahari dari arah belakang pengamat oleh butir-butir air hujan
atau kristal es jauh di hadapan pengamat. Ada sudut tertentu pada
butir-butir air hujan atau kristal es yang menyebabkan pembiasan dan
penguarian cahaya matahari, sehingga warna yang dihasilkan seolah
melingkari titik hubung matahari dan mata pengamat. Titik pusat
lingkaran pelangi berada di kaki langit kalau mataharinya berada di kaki
langit. Bila mataharinya berada lebih tinggi dari kaki langit, maka
titik pusat lingkatan pelangi lebih rendah dari kaki langit. Itu
sebabnya tidak terlihat pelangi saat matahari tinggi di langit.
Karena langit tidak ada batasnya, maka roket dapat menembusnya untuk menempatkan satelit di orbitnya.
Q: Bukankah roket dan pesawat ulang alik terbang dalam bentuk kurva
juga, tidak tegak lurus ke atas karena akan meledak ketika menabrak dome
(kubah langit)?
A: Roket dan pesawat ulang alik akan meluncur sampai ketinggian orbit
yang dituju, umumnya di atas 400 km. Roket atau pesawat ulang alik tidak
akan meledak (kecuali ada kesalahan teknis) sampai mencapai antariksa
karena tidak ada batas atau kubah langit (dome). Pengamat melihatnya
terbang melengkung karena efek gravitasi bumi, sehingga lintasannya
berbentuk parabola. Seperti halnya kita melempar batu, batu itu akan
jatuh dengan lintasan parabola. Kalau dilempar dengan kekuatan yang
besar (dengan roket atau pesawat ulang alik), lintasan parabolanya
mencapai ketinggian sampai sekitar 400 – 600 km.
Q: Bukankah kalau kita naik pesawat atau balon udara, bumi tampak tidak bergerak?
A: Pesawat atau balon udara bergerak bersama rotasi bumi, karena pesawat
dan balon udara tersebut (dan seluruh benda di bumi) terikat dengan
gavitasi bumi. Sama halnya anak kecil yang melompat-lompat di kursi
kereta akan menganggap kursinya tetap, karena dia bergerak bersama
kereta.
Q: Kalau bumi berputar, mengapa jadwal penerbangan bisa pas sesuai
jadwal? Apakah laju pesawat sama dgn rotasi bumi dan apakah tempat
tujuan pesawat juga berputar? Gak sampe-sampe dong?
A: Pesawat terbang bersama bumi yang berotasi, karena pesawat terikat
dengan gravitasi bumi. Jadi, dalam perhitungan jadwal penerbangan
dihitung kecepatannya terhadap titik tetap di bumi (seperti halnya
menghitung kecepatan kereta api), kemudian dikoreksi dengan beberapa
faktor lainnya, antara lain rotasi bumi.
Q: Bukankah gedung dan kapal dilihat dari jauh tidak menghilang
ditelan bumi, mereka masih tetap terlihat tetapi kecil? Kalau bumi
bulat, maka semakin jauh benda, bukan hanya dia akan terlihat menghilang
di bagian kakinya tetapi juga akan terlihat miring ke belakang.
A: Kelengkungan bumi tidak akan terlihat pada jarak pendek. Untuk jarak
yang jauh, seperti eksperiment di sungai Bedford sejauh 9,7 km, harus
memperhitungkan juga refraksi (pembiasan) atmosfer yang menyebabkan
benda yang sudah berada di bawah ufuk tampak lebih tinggi. Refraksi
atmosfer juga dipergunakan dalam menghitung terbit dan terbenamnya
matahari dan bulan.
Q: Bukankah kalau dilihat dari pesawat, horizon bumi tetap setinggi
mata, artinya bumi rata? Kalau bumi bulat, semakin tinggi posisi kita
semakin bawah horizon dari bumi.
A: Ketampakan horizon justru menunjukkan bumi kita bulat. Kalau kita
naik pesawat, pandangan kita dibatasi oleh horizon (kaki langit).
Horizon tetap setinggi mata, karena horizon adalah titik singgung garis
pandang dengan bola bumi. Kalau bumi kita datar, maka pandangan kita
dibatasan oleh sensitivitas mata, artinya kalau kita mempunyai teleskop
canggih, dari atas pesawat kita bisa melihat sampai tepi bumi yang datar
tersebut. Tetapi di kejauhan, bila kita naik pesawat terbang, kita
tidak bisa melihat hamparan sampai tepi dunia ini.
Horizon dilihat dari pesawat terbang |
Horizon tampak karena bumi bulat |
Q: Bukankah gravitasi itu tidak ada?
A: Semua benda mengalami gaya gravitasi. Semua benda di bumi tetap
melekat di permukaan bumi karena gaya gravitasi bumi. Batu dilempar
kembali jatuh, sama halnya dengan satelit dan bulan yang mengorbit bumi,
semuanya karena gaya gravitasi bumi. Bumi dan planet-planet mengitari
matahari karena gaya gravitasi matahari.
Q: Bukahkah tidak ada penerbangan langsung Afrika Selatan ke
Australia walaupun di pada bumi bulat mereka hanya berjarak 9 jam?
Menurut peta bumi rata, Australia dan Afrika Selatan adalah negara
terujung-ujung bumi.
A: Penerbangan lintas kutub selatan memang jarang karena pertimbangan
teknis, kemungkinan gangguan pada mesin akibat suhu yang sangat dingin.
Namun, bila cuaca memungkinkan, beberapa maskapai melakukan penerbangan
lintas kutub Selatan. Misalnya, LATAM Airlains terbang non-stop dari
Sydney (Australia) ke Santiago (Amerika Selatan). Air New Zealand juga
terbang non-stop dari Auckland (Selandia Baru) ke Buenos Aires (Amerika
Selatan). Qantas terbang non-stop dari Sydney (Australia) ke
Johannesburg (Afrika Selatan).
Q: Bukankah sinar matahari dan bulan akan terlihat lebih terang di
awan sekitar mereka di bandingkan awan yang lebih jauh. Artinya matahari
berada dekat dengan bumi sehingga sinarnya akan terlihat lebih terang
terhadap benda di sekitarnya dibandingkan benda yang jauh?
A: Jarak matahari ke bumi sekitar 150 juta km dan jarak bulan ke bumi
sekitar 384.000 km. Artinya, kuat cahaya yang sampai ke bumi (termasuk
awan) secara umum hampir sama. Mengapa cahaya yang mengenai awan yang
dekat lebih terang dari pada awan yang jauh? Penyebabnya bukan lagi pada
matahari/bulan, tetapi pada awan sebagai sumber cahaya pantulan. Karena
awannya dekat, maka cahaya pantulannya terlihat lebih terang daripada
awan yang jauh.
Q: Bukankah gambar sinar matahari menembus awan akan terlihat
bersudut dan tidak berupa garis sejajar, yang artinya matahari dekat?
A: Itu bukan bukti matahari yang dekat. Bentuk menyudut yang terpusat
pada matahari menunjukkan bahwa berkas cahaya matahari itu lurus dan
sejejar, karena mataharinya sangat jauh (150 juta km). berkas cahaya
yang luruh yang menembus celah-celah awan tampak menyudut karena
pandangan perspektif, sama halnya ketika kita melihat rel kereta api
tampak makin menyempit di kejauhan.
Q: Bukankah gerhana adalah hoax , sebab jika matahari di belakang
bumi dikatakan gerhana bulan, lalu dari mana asal sinar bulan? Jika
bulan menutupi matahari ketika gerhana matahari lalu dari mana asal
cahaya bulan? Bukankah sinar bulan berasal dari matahari?
A: Gerhana bulan dan matahari adalah akibat konfirgurasi bumi, bulan,
dan matahari. Akibat bulan mengelilingi bumi, cahaya yang dipantulkan
bulan membentuk ketampakan bulan sabit, bulan setengah, dan bulan
purnama. Ketika bulan purnama, posisi bulan segaris dengan matahari dan
bumi, maka cahaya matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi.
Bayangan bumi pada purnama itulah yang disebut gerhana bulan. Pada saat
bulan baru (newmoon), cahaya bulan tidak tampak, karena bagian yang
tersinari menghadap matahari. Ada saatnya, bulan baru itu segaris dengan
matahari dan bumi. Akibatnya, cahaya matahari yang menuju bumi
terhalangi. Matahari akan terlihat gelap sebagian atau seluruhnya.
Itulah yang disebut gerhana matahari.
Q: Bukankah astronot tidak ada, dulu mereka memakai tangki air, sekarang memakai CGI (Gambar buatan computer)?
A: Astronot benar adanya, baik yang pernah mendarat di bulan maupun
yang saat ini bekerja di laboratorium antariksa ISS. Astronot di dalam
tangki air adalah saat latihan mensimulasikan gerak di antariksa. CGI
astronot hanya ada dalam pembuatan film.
Q: Ketika astronot NASA mendarat di bulan, mengapa gambar bumi hanya
sebesar bulan? Bukankan bumi empat kali lipat lebih besar? Harusnya
ketika mereka di bulan, maka gambar bumi akan tampak lebih besar?
A: Ukuran "besar" atau "kecil" adalah ukuran relatif. Gambar bumi yang
tidak dilihat dengan ukuran sama ketika melihat bulan bisa menimpulkan
kesan seolah ukurannya sama. Mestinya ukuran ketampakan bumi dan bulan
sama-sama dibandingkan dengan objek yang sama besarnya pada jarak yang
sama. Misalnya, bumi dan bulan sama-sama dipotret dengan pembanding
ballpen yang dipegang sejauh bentangan lengan, kita akan melihat gambar
bumi empat kali lebih besar dibandingkan bulan. Di astronomi dikenal
ukuran derajat untuk menggambarkan besar objek langit. Bulan itu
terlihat dari bumi besarnya sekitar 0,5 derajat, mestinya bumi terlihat
dari bulan besarnya sekitar 2 derajat.
Q: Sejak zaman dahulu sampai sekarang, gambar bumi hanya itu-itu saja
tidak berubah. Ketika mereka merilis gambar bumi sedang berputar,
mengapa awannya tetap tidak bergerak?
A: Awan bergerak karena dinamika atmosfer yang skala waktunya minimal
10-menitan agar bisa melihat pergerakannya. Misalnya, citra satelit
Himawari yang bisa menampilkan pergerakan awan setiap 10 menit. Gambar
atau video bumi berputar hanyalah simulasi dari waktu 24 jam dimampatkan
menjadi beberapa menit saja, sehingga pergerakan awan tidak dapat
terlihat.
"Selamat siang Bos 😃
BalasHapusMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"
sangat menambah wawasan infonya
BalasHapuscall center axis 24 jam